Tisu Pembuat Hutan Gundul
Perubahan cuaca yang tidak menentu
yang sering terjadi beberapa tahun belakangan ini mulai membuka mata sebagian
orang untuk lebih memerhatikan persoalan lingkungan. Berbagai komunitas pecinta
lingkungan mulai bermunculan untuk mengajak masyarakat lebih sadar dan cinta
lingkungan. Nggak hanya di Indonesia yang sedang terkena gembar-gembor isu
tentang lingkungan hidup, hampir semua negara di belahan dunia ini turut
berpartisipasi dalam mengampanyekan hidup yang lebih ramah lingkungan. Banjir,
longsor, dan berbagai bencana alam lainnya perlahan mulai bermunculan akibat
ketidakseimbangan alam yang terjadi.
Di Indonesia, kondisi hutan yang
berfungsi sebagai daerah resapan air, sudah mulai gundul akibat penebangan liar
dan juga alih fungsi hutan menjadi bangunan tempat tinggal dan hotel. Kondisi
ini membuat sebagian daerah terkena bencana tanah longsor serta mengalami
kekeringan berkepanjangan saat kemarau.
Sadarkah kamu kalau kita termasuk
oknum yang ikut berperan dalam penggundulan hutan yang ada. Nggak percaya?
Cobalah lihat di sekelilingmu, berapa banyak kertas berserakan dan seberapa
sering kamu menggunakan tisu dalam satu hari? Tisu dan kertas adalah dua hal
yang paling lekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Namun, belakangan ini
beberapa perusahaan sudah mulai sadar dan mengurangi penggunaan kertas dengan
memanfaatkan kembali kertas-kertas bekas.
Nah, bagaimana dengan penggunaan
tisu? Saat ini, hampir semua orang rasanya nggak bisa lepas dari benda yang
satu ini, mulai dari rumah hingga kantor pastinya tisu akan selalu ada di atas
meja. Tapi, melihat kondisi bumi kita yang semakin memprihatinkan, sepertinya
kita sudah harus mulai mengurangi pemakaian tisu sehari-hari. Lho, apa
hubungannya tisu dengan kondisi lingkungan?
Proses produksi tisu sama dengan
proses pembuatan kertas yang juga dibuat dari bahan baku kayu serta memerlukan
sangat banyak air dalam prosesnya. Untuk membuat 3.2 juta ton tisu toilet,
produsen harus menebang sekitar 54 juta batang pohon. Dan dalam setiap roll
tisu yang kita gunakan menghabiskan sekitar 140 liter air untuk proses
pembuatannya. Sekarang coba hitung berapa banyak tisu yang kita gunakan setiap
hari? Dan berapa banyak jika dikalkulasikan dalam setahun?
Untuk mengurangi pemakaian tisu,
kamu bisa belajar untuk membawa sapu tangan ke manapun kamu pergi atau
menggunakan serbet dan lap tangan saat sedang berada di rumah. Dan kalaupun
kamu belum bisa terlepas dari penggunaan tisu, kamu bisa mulai belajar untuk
mengganti tisu yang biasa kamu gunakan dengan tisu daur ulang. Penggunaan tisu
daur ulang tentunya bisa membantu untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar
kita karena dengan begitu kita bisa sedikit membantu mengurangi penebangan
pohon.
Untuk tisu toilet atau napkin
mungkin kamu bisa mulai mencoba tisu daur ulang. Tapi, bagaimana dengan urusan
wajah? Untuk urusan yang satu itu sebaiknya kamu coba untuk menggantinya dengan
sapu tangan. Karena nggak selamanya tisu bisa membersihkan wajah, bahkan ada
beberapa tisu yang justru bisa menyumbat pori-pori jika digunakan pada wajah.
Kalau seperti itu, bukannya bersih, malah akan timbul masalah pada wajahmu.
Bisa ngebayangin kan apa yang akan terjadi kalau pori-pori wajahmu tersumbat
kotoran?
Selain lebih terjamin kebersihannya,
penggunaan sapu tangan juga merupakan salah satu usaha kecil yang bisa kamu
lakukan untuk menyelamatkan lingkungan. So, mulai sekarang cobalah tinggalkan
tisu saat beraktivitas sehari-hari.
Oleh Syarahsmanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar